Peru Serukan Darurat Lingkungan Akibat Tumpahan Minyak Di Samudera Pasifik

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

, LIMA -- Pemerintah Peru resmi mendeklarasikan darurat lingkungan di pesisir utara negara itu setelah tumpahan minyak dari kapal tanker milik perusahaan pemerintah, Petroperu, mencemari perairan Samudera Pasifik.

Dilansir dari Reuters, Insiden ini terjadi pada Sabtu (21/12/2024) di kilang Talara, area utara Peru, akibat manuver pra-pengiriman kapal. Hingga kini, pihak berkuasa belum mengungkapkan jumlah pasti minyak mentah nan tumpah ke laut.

Badan pengawas lingkungan Peru, OEFA, dalam laporan awalnya menyebut tumpahan minyak telah mencemari sekitar 10 ribu meter persegi permukaan air laut. Sementara itu, Kementerian Lingkungan Peru melaporkan bahwa akibat pencemaran juga dirasakan di tujuh pantai dan menakut-nakuti kehidupan satwa setempat.

"Masa darurat selama 90 hari ini bermaksud untuk memastikan pengelolaan berkepanjangan di letak terdampak serta penyelenggaraan upaya pemulihan guna memitigasi akibat pencemaran lingkungan," ujar Kementerian Lingkungan Peru dalam pernyataannya.

Petroperu menyatakan telah mengerahkan tim operasi pembersihan sejak hari pertama kejadian terjadi. Perusahaan ini juga berkoordinasi dengan serikat nelayan dan otoritas setempat untuk memastikan aktivitas ekonomi dan pariwisata tetap melangkah normal.

"Kami telah menempatkan petugas kebersihan, perahu, dan drone di letak terdampak untuk melakukan pemantauan preventif guna mendeteksi potensi akibat lebih lanjut," ujar perwakilan Petroperu.

Dampak tumpahan minyak ini cukup signifikan. Otoritas setempat melaporkan kerusakan pada tanaman pesisir dan ancaman terhadap satwa seperti kepiting. Para nelayan juga mengeluhkan akibat ekonomi nan mereka rasakan.

"Sudah enam hari kami tidak bisa melaut. Situasi di Lobitos betul-betul kacau dan sampai saat ini belum ada tanggapan konkret dari perusahaan minyak," keluh seorang nelayan setempat, Martin Pasos, dalam wawancara dengan stasiun radio RPP.

Sementara itu, kejadian serupa juga terjadi di Laut Hitam, pesisir Rusia. Pemerintah Rusia pada Kamis (26/12/2024) turut mendeklarasikan keadaan darurat federal akibat tumpahan minyak dari kapal tanker nan dihantam angin besar pada 15 Desember lalu. Salah satu kapal tanker apalagi terbelah menjadi dua, sementara kapal lainnya kandas.

Tumpahan minyak di Laut Hitam dilaporkan melapisi pantai berpasir di area resor Anapa dan mengancam ekosistem laut, termasuk burung laut dan lumba-lumba. Lebih dari 10.000 personel dikerahkan untuk upaya pembersihan.

Bencana tumpahan minyak di Peru dan Rusia menyoroti pentingnya penerapan standar keselamatan nan lebih ketat serta respons sigap untuk mengurangi akibat ekologis dan ekonomi akibat kejadian serupa di masa depan.

Selengkapnya