, JAKARTA -- Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo melakukan kunjungan kerja ke PT PLN (Persero) Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) Jawa, Madura, Bali (Jamali) nan berlokasi di Gandul, Kecamatan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (27/12/2024). Dalam kunjungannya, laki-laki nan berkawan disapa Tiko itu meninjau langsung sistem kontrol dispatching listrik di Pulau Jawa dan Bali untuk memastikan kesiapan pasokan listrik jelang seremoni Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"UIP2B Gandul ini sebenarnya adalah pusat untuk mengontrol dispatching listrik di Jawa dan Bali. Jadi, kami tadi memandang kontrol sistemnya memastikan bahwa kesiapan pasokan listrik untuk Nataru baik," ujar Tiko.
Tiko menjelaskan bahwa kebutuhan listrik condong menurun saat Nataru lantaran banyak masyarakat nan sedang menikmati liburan. Namun, PLN tetap memastikan pasokan listrik melangkah optimal.
"Kita tetap meyakinkan kesiapan listrik untuk memenuhi kapabilitas listrik tetap terjaga dengan baik," tambahnya.
Lebih lanjut, Tiko menyampaikan bahwa pembahasan dalam kunjungan tersebut juga mencakup rumor finansial PLN dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2034. RUPTL ini mencakup rencana besar untuk pembangunan Energi Baru Terbarukan (EBT) nan saat ini tengah dalam tahap persetujuan.
"Menteri BUMN rencananya bakal rapat final dengan Menteri ESDM dan Menteri Keuangan, mungkin di Januari, untuk memutuskan. Tentunya ini adalah komitmen PLN mulai 2025 untuk secara masif membangun Energi Baru Terbarukan (EBT)," ucapnya.
Dalam RUPTL 2024-2034, direncanakan pembangunan kapabilitas baru sebesar 71 gigawatt, di mana mayoritasnya berasal dari EBT. Salah satu konsentrasi utama adalah pembangunan smart grid dan interkoneksi listrik antar pulau, seperti antara Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
"Sehingga kapasitas EBT yang di Sumatera, di Kalimantan bisa ditarik ke Jawa," lanjut Tiko.
Tiko menambahkan bahwa rencana jangka panjang ini bakal mengedepankan prinsip keseimbangan antara ketahanan energi, keterjangkauan bagi masyarakat, dan keberlanjutan. Selain itu, dia menekankan pentingnya kondisi finansial PLN nan sehat untuk mendukung pengembangan kapabilitas EBT secara masif serta penyediaan listrik nan berkepanjangan bagi masyarakat.
"Kami memastikan kondisi PLN sehat. Dengan keahlian finansial nan baik, PLN tentu bisa membangun kapabilitas EBT baru dan mendistribusikan listrik secara berkepanjangan kepada masyarakat," tutupnya.