Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah aspek mulai bermunculan mengenai jatuhnya Azerbaijan Airlines J2-8243, Rabu, di Aktau, Kazakhstan, nan menyebabkan 38 orang tewas. Faktor-faktor itu mulai dari adanya sistem perlindungan udara Rusia hingga serangan burung.
Dalam laporan Euronews, info dari sumber resmi menyatakan bahwa saat pesawat mendekati kota Grozny di Rusia, nan merupakan tujuan penerbangan, penumpang nan selamat mendengar ledakan diikuti barang seperti pecahan peluru nan menghantam dan merusak badan pesawat.
Informasi ini sesuai dengan laporan buletin dari saluran buletin internasional AnewZ nan berbasis di Azerbaijan. Menurutnya, kecelakaan kemungkinan berangkaian dengan sistem militer, nan akhirnya membikin pesawat memindahkan pendaratan ke Aktau, Kazakhstan.
"Kerusakan pada pesawat menunjukkan bahwa pesawat mungkin telah secara tidak sengaja dihantam oleh sistem rudal pertahanan udara," ujar info tersebut, dikutip Kamis (26/12/2024).
Grozny sendiri mendapatkan sistem perlindungan udara nan kuat. Ini lantaran pejuang Chechnya ketua Ramzan Kadyrov, nan menguasai wilayah itu, menjadi tetap bagi Kremlin dalam invasi skala penuh Rusia nan sedang berjalan di tetangga baratnya. Ini kemudian menjadikan ibu kota Chechnya sebagai sasaran potensial Drone Ukraina.
Data lainnya dari pencarian penerbangan FlightRadar24 menunjukkan pesawat itu membikin apa nan tampak seperti nomor delapan saat mendekati airport di Aktau. Ketinggiannya naik turun secara signifikan selama menit-menit terakhir penerbangan sebelum menghantam tanah.
FlightRadar24 secara terpisah mengatakan dalam sebuah posting daring bahwa pesawat itu menghadapi 'gangguan GPS nan kuat', nan 'membuat pesawat mengirimkan info ADS-B nan buruk'. Hal tersebut merujuk pada info nan memungkinkan situs web pencarian penerbangan untuk mengikuti pesawat dalam penerbangan.
Sementara itu, Badan Aviasi Rusia menyatakan bahwa gangguan serangan burung telah merusak sistem pesawat. Ini membikin pilot mencari tujuan alternatif, dan Aktau dipilih oleh pilot.
"Pendahuluan: setelah berbenturan dengan burung, lantaran situasi darurat di dalam pesawat, komandannya memutuskan untuk mencari lapangan terbang alternatif, Aktau dipilih," ujar lembaga itu dikutip Times of India.
Sebelumnya diketahui, Azerbaijan Airlines J2-8243 terbang dari Baku menuju Grozny dengan 67 penumpang. 37 penumpang adalah penduduk negara Azerbaijan, 16 penduduk negara Rusia, enam penduduk negara Kazakhstan, dan tiga penduduk negara Kirgistan.
Pesawat dengan model Embraer 190 itu kemudian jatuh setelah pilot berupaya melakukan pendaratan di Aktau Kazakhstan. Video media sosial nan dikumpulkan oleh saluran buletin AnewZ tampaknya menunjukkan pesawat itu berjuang untuk melakukan pendaratan darurat dan hancur menjadi bola api saat menghantam tanah.
Berbicara pada sebuah konvensi pers, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan bahwa tetap terlalu awal untuk memperkirakan tentang argumen di kembali kecelakaan itu tetapi mengatakan bahwa cuaca telah memaksa pesawat itu untuk berubah dari jalur nan direncanakan.
"Informasi nan diberikan kepada saya adalah bahwa pesawat mengubah jalurnya antara Baku dan Grozny lantaran kondisi cuaca nan memburuk dan menuju ke airport Aktau, di mana pesawat itu jatuh saat mendarat," katanya.
Embraer tidak segera menanggapi permintaan komentar pada Rabu pagi. Dalam sebuah pernyataan, Azerbaijan Airlines mengatakan bakal terus memberi info terbaru kepada masyarakat dan mengubah spanduk media sosialnya menjadi hitam pekat.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Presiden Azerbaijan Selidiki Penyebab Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airl
Next Article Video: Pesawat SAM Air Jatuh di Gorontalo, Tewaskan 4 Orang